会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Romantisme yang Tak Lekang oleh Waktu di Tangan Tiga Desainer!

Romantisme yang Tak Lekang oleh Waktu di Tangan Tiga Desainer

时间:2025-06-04 05:50:23 来源:quickq不能用支付宝充值了 作者:娱乐 阅读:650次
Daftar Isi
  • 'RED and LOVE' Andreas Odang
  • 'Floral Affair' Chossy Latu
  • 'Moonchild' Eridani
Jakarta,quickq加速官网下载 CNN Indonesia--

Desainer Andreas Odang, Chossy Latu dan Eridani menerjemahkan nuansa mewah dan romantis yang tak lengkang oleh waktu di panggung Jakarta Fashion Week(JFW) 2025.

Romantisme yang Tak Lekang oleh Waktu di Tangan Tiga Desainer

Semarak pembukaan JFW 2025 dilanjutkan oleh Andreas Odang, Chossy Latu, dan Eridani. Desainer yang tergabung dalam Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) menampilkan karya di bawah bendera InterContinental Jakarta Pondok Indah pada Senin (21/10) di Pondok Indah Mall 3, Jakarta Selatan.

Ketiganya memperlihatkan kreativitas dan kepiawaian dalam mendandani wanita.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Dari Gelap Menuju Terang, Mahija dan Hian Tjen Tutup Gelaran JFW 2024
  • Gaya Lebih 'Hidup' Dengan Aksesori
  • JFW 2025 Dibuka, Angkat Perpaduan Tradisi dan Inovasi

Koleksi bertajuk 'RED and LOVE' ini memang terinspirasi dari couture1950-an di mana pada era ini bertabur ikon fesyen seperti Audrey Hepburn, Grace Kelly, dan Marilyn Monroe.

Terdapat A line dress, long dressdengan atasan korset, juga asymmetrical dress. Busana memang nyaris tanpa dekorasi berarti. Namun, di sini tangan Andreas yang 'berbicara'.

Bahan satin duchess, sifon, dan organdi tissuediolah sedemikian rupa sehingga tercipta konstruksi desain yang elegan. Lekukan, lipatan yang dinamis mampu membuat kain-kain ini 'hidup' sekaligus memamerkan karakter pemakainya.

Suasana berubah saat gaun-gaun pernikahan serba putih muncul diiringi lagu "Bunda" milik Melly Goeslaw. Buat Andreas Odang, lagu ini mampu mewakili ibu melepas putrinya untuk mengarungi bahtera pernikahan.

"Momen paling emosional dari seremoni pernikahan adalah ketika Ibu melepaskan putrinya untuk berlayar dengan keluarganya yang baru," ujar Andreas.

'Floral Affair' Chossy Latu

Chossy Latu menuangkan kembang-kembang dalam koleksi bertajuk 'Floral Affair'.Pertunjukan koleksi busana Chossy Latu di Jakarta Fashion Week 2025. (Jakarta Fashion Week / Dandy Hendrata)

Sejak dulu, Chossy Latu selalu mencintai batik dengan motif kembang. Bukan tanpa alasan, kecintaannya dengan batik muncul berkat pengalamannya bekerja sebagai house designer rumah batik Iwan Tirta.

Chossy menampilkan ansambel warna serba cerah ceria bak bunga-bunga di musim semi. Ada pun warna kuning, oranye, merah, gold, krem, pink, biru muda mampu memanjakan mata. Warna-warna ini dituang dalam siluet beragam, termasuk midi dress, celana, outer, dan mini dress.

Pilihan material kain pun tak sembarang, sebab menurut dia, keindahan batik harus ditransformasi dengan indah.

Lihat Juga :
Kebaya dalam Mesin Waktu dari Abad 16 dan Kekinian

"Saya pakai bahan natural seperti sutera, dipadu organza, sifon. Batik tulis hanya bisa di atas bahan natural. Polyester tidak bisa," kata Chossy, dalam konferensi pers jelang pertunjukan.

Yang menarik dari koleksinya, Chossy mampu menghadirkan batik tanpa kesan usang dan kuno. Motif kembang berukuran besar nyatanya mampu hadir tanpa kesan memprovokasi.

Selain itu, siluet-siluetnya pun terlihat modern, terlebih permainan padu padan material yang ciamik.

'Moonchild' Eridani

Eridani lewat jenama Eri menampilkan koleksi 'Moonchild' sebagai hasil perenungannya akan siklus bulan.Koleksi 'Moonchild' karya Eridani dipamerkan di panggung Jakarta Fashion Week 2025, Senin (21/10). (Jakarta Fashion Week / Dandy Hendrata)

Koleksi 'Moonchild' besutan jenama Eri jadi hasil perenungan desainer Eridani. Bulan memiliki fasenya dan tiap fase mampu memberikan pengaruh berbeda pada gelombang dan gravitasi serta emosi manusia.

Sebanyak 12 look evening dressmempresentasikan siklus bulan lewat warna hitam, emas, pink pucat, dan putih. Gaun-gaun hadir tak melulu dalam siluet terusan yang membosankan. Eridani memadukannya dengan outerberupa coatdan blazer.

Busana semakin berkarakter berkat pemilihan bahan yang 'tak biasa' seperti, jacquard, sutera, satin, velvet, dan organza.

Dinamika emosi dari koleksi ini begitu terasa tak hanya lewat warna, tapi juga lekukan pada busana. Pada gaun berwarna putih memiliki siluet lurus dengan ekor cukup panjang seolah menggambarkan bulan di fase paling terang dan membebaskan malam dari kegelapan.

Semakin lama, ada fase di mana bulan tak terlihat dan langit gelap digambarkan dengan gaun hitam lengan panjang, juga gaun dengan luaran berupa mantel panjang.

(asr)

(责任编辑:娱乐)

相关内容
  • 8 Tren Wisata Tahun 2025, JOMO Gantikan FOMO
  • Dua Hari Gelar Tenda, 15 Orang Demo di Depan Balai Kota Minta Dirut Bank DKI Dicopot
  • Pemprov DKI Mau Bangun Dermaga Baru di PIK, DPRD Minta Masyarakat Kepualauan Seribu Dilibatkan
  • Penting! Perhatikan Hal ini Sebelum, Saat dan Setelah Banjir
  • Gejala Kanker Endometrium Seperti yang Dialami Dina Mariana
  • Parkir Liar di Jakarta Sulit Ditertibkan, Pengamat Singgung Ada Kesepakatan Politik Era Anies
  • HPP Gabah Petani Naik per 15 Januari 2025, Cek Rinciannya di Sini
  • Jawab Tudingan PSI, Bank DKI Tegaskan Transaksi KJP Plus Tetap Aman
推荐内容
  • Catat! Sekolah Wajib Umumkan Siswa Penerima Beasiswa PIP
  • KAI Group Layani Hampir 500 Juta Penumpang Kereta Api Sepanjang 2024
  • Blok M Jadi Ibu Kota ASEAN? Gubernur Renovasi Besar
  • Dari Dedi Mulyadi Hingga Purnawirawan TNI, Ini Pernyataan Kontroversial Hercules
  • Tak Bikin Lemak Numpuk, Justru Cokelat Hitam Mengandung 5 Manfaat Ini
  • Doa dan Amalan 10 Hari Ramadan, Yuk Amalkan!