会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Angka Kasus Kanker Payudara di RI Sulit Ditekan, Ini Alasannya!

Angka Kasus Kanker Payudara di RI Sulit Ditekan, Ini Alasannya

时间:2025-06-04 12:49:40 来源:quickq不能用支付宝充值了 作者:焦点 阅读:288次
Jakarta,quickqios下载 CNN Indonesia--

Kanker payudarajadi salah satu jenis kankerdengan jumlah pengidap tertinggi di Indonesia. Salah satu alasannya adalah minimnya kesadaran untuk deteksi dini.

Angka Kasus Kanker Payudara di RI Sulit Ditekan, Ini Alasannya

Tak main-main, berdasarkan catatan Asosiasi Advokasi Kanker Perempuan Indonesia (A2KPI), sebanyak 70 persen penderita kanker payudara rata-rata meninggal dunia setelah divonis hanya dalam waktu 12 bulan.

Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Aru Wicaksono Sudoyo mengatakan, jumlah kasus kanker payudara di Indonesia tak bisa diturunkan dengan muda. Utamanya, jika hanya mengandalkan peralatan canggih dan tenaga medis yang mumpuni.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Disorot Studi Bisa Picu Kanker, Dokter Pastikan IUD Aman Digunakan
  • Pengidap Kanker Payudara di RI Capai 66 Ribu Jiwa
  • Kabar Baik, Masyarakat Bisa Skrining Kanker Gratis Mulai Tahun Depan

Saat ini, data teranyar Globocan mencatat ada sebanyak 66 ribu pengidap kanker payudara di Indonesia. Dari jumlah ini, sebanyak lebih dari 48 persen di antaranya telah memasuki stadium lanjut.

Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Agum Gumelar mengatakan, deteksi dini dapat menurunkan risiko kematian akibat kanker payudara.

Jika terdeteksi sejak awal, lanjut Linda, kanker payudara lebih mudah disembuhkan. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak takut melakukan skrining.

"Malah kanker payudara itu sebenarnya kata dokter juga kanker paling ringan selama diobati di stadium awal," kata dia.

Apa yang harus dilakukan?

ilustrasi kanker payudaraIlustrasi. Masyarakat diimbau untuk tidak takut melakukan skrining dan deteksi dini. (iStockphoto/praetorianphoto)

Koordinator Pelayanan Kanker Terpadu RSUPN Cipto Mangunkusumo Soehartati Argadikoesoema Gondhowiardjo mengatakan, penanganan kanker menjadi salah satu prioritas pemerintah. Penanganan kanker bahkan masuk dalam rencana strategis yang tertuang dalam Rencana Kanker Nasional 2024-2034, yang diluncurkan awal Oktober lalu.

Meski begitu, menurut Soehartati, masyarakat tetap perlu menyadari pentingkah langkah pertama yang bisa dilakukan secara mandiri. Misalnya, pemeriksaan secara mandiri, utamanya bagi mereka yang memiliki risiko kanker payudara.

"Skrining, melakukan SADARI, dan harus berani memeriksakan diri kalau memang merasa ada yang salah dengan tubuhnya," ujar Soehartati.

Ia mengingatkan, jangan sampai pasien baru datang ke rumah sakit setelah memasuki stadium lanjut. Saat kanker sudah menyebat, penyembuhan menjadi lebih sulit.

"Makanya, sangat penting memeriksakan diri. Karena begini kanker payudara itu peluang sembuh besar kalau stadium awal sudah ketahuan. Bahkan bisa pakai prosedur tanpa angkat payudara dan bisa sembuh, dengan catatan harus ketahuan sedini mungkin," kata dia.

(tst/asr)

(责任编辑:百科)

相关内容
  • Program Makan Bergizi Gratis Dimulai Besok, Prabowo Harap Bahan Baku Berasal dari Desa Bukan Impor
  • Harga Emas Terus Menguat, Analis: Bisa Capai USD3.400 Pekan Ini
  • Ya Ampun!!! Pasien Positif Corona di Wilayah Anies Naik, Sekarang Hampir 6.000 Orang
  • Soal Mudik Lokal, Polda Metro Bakal Koordinasi dengan Pemprov DKI
  • Studi Ungkap Cara Liburan ke Luar Negeri dengan Biaya Lebih Murah
  • KPK Geledah Rumah Dito Mahendra Terkait Kasus Eks Sekretaris MA
  • Harga Emas Terus Menguat, Analis: Bisa Capai USD3.400 Pekan Ini
  • Lima Jenazah Korban Kebakaran Depo Plumpang Kembali Teridentifikasi, 3 Laki
推荐内容
  • Banyak Siswa Keluhkan Rasa di Menu Makan Bergizi Gratis, Dokter Anak: Kurang Sesuai Bisa Bahaya!
  • Ahmad Sahroni Minta Polri Usut Tuntas Praktik Jual Beli Penerimaan Masuk Bintara
  • Mantan Exco PSSI Sogok Ratusan Juta Demi Kemenangan PSS Sleman
  • Mau Beli Emas di Pegadaian? Cek Dulu Harga Terbarunya di Sini
  • DPR RI Tunda Rapat Pembahasan Efisiensi Anggaran Bareng Kementerian
  • Telkom Hitung Jejak Karbon Digiland 2025, Dinetralisasi Lewat Reboisasi dan Konservasi Laut