娱乐

Inflasi hingga Upah Masih Naik, Jepang Mampu Tahan Dampak Tarif AS

字号+ 作者:quickq不能用支付宝充值了 来源:休闲 2025-06-05 07:14:33 我要评论(0)

Warta Ekonomi, Jakarta - Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda mengatakan bahwa ekonomi negaranya quickq网页版登录

Warta Ekonomi,quickq网页版登录 Jakarta -

Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda mengatakan bahwa ekonomi negaranya mampu menahan tekanan dari kebijakan tarif baru dari Amerika Serikat (AS). Pihaknya juga yakin akan dapat  mempertahankan siklus inflasi yang disertai pertumbuhan upah dari Negeri Sakura.

Ueda mengakui bahwa ketidakpastian kebijakan perdagangan dan tarif yang dikenakan bisa berdampak negatif terhadap ekspor, mendorong perusahaan menunda investasi modal, dan membuat mereka enggan menaikkan upah.

Inflasi hingga Upah Masih Naik, Jepang Mampu Tahan Dampak Tarif AS

Inflasi hingga Upah Masih Naik, Jepang Mampu Tahan Dampak Tarif AS

Baca Juga: Meutya Hafid Pamer Internet Capai 79,5% di Jepang

Inflasi hingga Upah Masih Naik, Jepang Mampu Tahan Dampak Tarif AS

“Kebijakan tarif baru-baru ini akan memberikan tekanan ke bawah pada perekonomian kami melalui berbagai saluran,” kata Ueda dilansir dari Reuters, Rabu (4/6).

Inflasi hingga Upah Masih Naik, Jepang Mampu Tahan Dampak Tarif AS

“Meski begitu, kami memperkirakan perekonomian dapat menahan tekanan tersebut karena laba korporasi yang historis tinggi berfungsi sebagai penyangga," tambahnya.

Ia juga menyebut bahwa ketatnya pasar tenaga kerja akan membantu mempertahankan tren kenaikan upah dan harga secara bersamaan — prasyarat penting untuk kenaikan suku bunga berikutnya di Jepang.

BOJ memperkirakan inflasi konsumen inti akan stagnan sementara, namun tetap meyakini bahwa tren akan meningkat secara bertahap menuju target 2%.

“Meski perkembangan kebijakan perdagangan sejak musim semi berdampak lebih besar dari yang kami perkirakan, kemajuan menuju target inflasi terus menunjukkan momentum,” ujar Ueda.

Ekonomi Jepang sendiri mengalami kontraksi pada kuartal pertama tahun ini, dengan pertumbuhan ekspor yang melambat pada April. Hal ini dipandang sebagai sinyal awal dampak negatif dari tarif tinggi terhadap pemulihan ekonomi yang masih rapuh.

Outlook ekonomi yang makin suram memaksa bank sentral untuk memangkas tajam proyeksi pertumbuhan dan inflasi pada 1 Mei. Hal tersebut akan mempersulit keputusan bank sentral terkait waktu kenaikan suku bunga berikutnya.

“Meski perlambatan pertumbuhan bisa menekan inflasi, data terbaru harga konsumen menunjukkan perusahaan masih terus meneruskan kenaikan biaya kepada konsumen dalam berbagai jenis barang,” jelas Ueda.

Namun demikian, ia menyampaikan optimisme bahwa apabila negosiasi dagang internasional membuahkan hasil dan ketidakpastian kebijakan perdagangan mereda, maka perekonomian global akan kembali ke jalur pertumbuhan moderat — yang pada akhirnya akan mempercepat pemulihan ekonomi Jepang.

Baca Juga: BAIC Mulai Produksi SUV di Indonesia, Siap Saingi Merek Jepang

Ueda, terkait waktu kenaikan suku bunga berikutnya, enggan memberikan sinyal spesifik dan menegaskan keputusan akan tetap bergantung pada perkembangan ekonomi dan harga di masa depan.

1.本站遵循行业规范,任何转载的稿件都会明确标注作者和来源;2.本站的原创文章,请转载时务必注明文章作者和来源,不尊重原创的行为我们将追究责任;3.作者投稿可能会经我们编辑修改或补充。

相关文章
  • Polisi Bantah Ada Baku Tembak dengan Teroris

    Polisi Bantah Ada Baku Tembak dengan Teroris

    2025-06-05 06:46

  • 7 Jenis Durian Terenak Asli Indonesia, Wajib Dicoba

    7 Jenis Durian Terenak Asli Indonesia, Wajib Dicoba

    2025-06-05 05:21

  • Seperti Apa Rasanya Berkunjung ke Greenland?

    Seperti Apa Rasanya Berkunjung ke Greenland?

    2025-06-05 05:17

  • Sofyan Basir Jadi Tersangka, Jokowi Bilang Apa?

    Sofyan Basir Jadi Tersangka, Jokowi Bilang Apa?

    2025-06-05 05:14

网友点评