Sunat Perempuan di Antara Bahaya dan Tradisi
时间:2025-05-31 21:39:05 出处:百科阅读(143)
Hari Anti-Sunat Perempuan atau International Day of Zero Tolerance for Female Genital Mutilation diperingati saban tanggal 6 Februari. Hari ini jadi momen untuk mengingatkan masyarakat tentang bahaya praktik sunat perempuan.
Sunat perempuan sendiri merupakan praktik menggores kulit area genitalia. Sebagian masyarakat percaya bahwa sunat perempuan merupakan praktik turun-temurun yang harus diikuti.
Banyak negara masih melakukan praktik sunat perempuan, utamanya negara-negara yang berada di Benua Afrika. Sunat biasanya dilakukan saat perempuan masih menginjak usia anak-anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Namun demikian, manfaat itu tak bisa dibuktikan secara medis. Alih-alih bermanfaat, para ahli medis justru sepakat bahwa sunat perempuan tak bermanfaat sama sekali.
Dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Jakarta Muhammad Fadli mengatakan, tak ada manfaat apa pun dari praktik sunat perempuan. Alih-alih manfaat, yang tersisa justru hanya rasa sakit dan tindak kekerasan dari sunat tersebut.
"No benefit al all, just harm. Hanya kekerasan dan rasa sakit yang ditinggalkan," kata Fadli dalam wawancara bersama CNNIndonesia.comterkait liputan khusus Belenggu Tabu Sunat Perempuantahun lalu.
Pemotongan klitoris yang ada di area genitalia, sebut Fadli, bukan hanya menyiksa, tapi juga berbahaya.
"Efeknya banyak sekali, mulai dari pendarahan, infeksi di vagina, infeksi saat berkemih. Bahkan bisa syok yang berujung pada kematian," kata dia.
Di luar sisi medis, beberapa budaya juga mengaitkan praktik sunat perempuan dengan agama tertentu. Masyarakat Bone, Sulawesi Selatan, misalnya, yang percaya bahwa tanpa sunat, ke-Islam-an seorang anak perempuan tidak sahih.
Namun, melakukan sunat terhadap perempuan dengan dalih agama Islam juga tak bisa dibuktikan kebenarannya.
![]() |
Akademisi sekaligus anggota Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) Nur Rofiah menyebut, sunat pada perempuan tidak disandingkan dengan agama Islam. Sunat perempuan, lanjut dia, tak bisa bersembunyi di balik agama Islam untuk menghalalkan praktik tersebut.
"Saya rasa tidak benar kalau [sunat perempuan] terus dipaksakan dengan dalih agama Islam," kata Nur.
Nur memastikan, Al-Qur'an, sebagai sumber utama Islam sama sekali tidak menyebutkan isu sunat, terutama yang harus dilakukan perempuan.
"Tidak ada hadis masyhur tentang khitan perempuan yang menunjukkan bahwa praktik ini [sunat perempuan] syariat. Seandainya khitan perempuan itu syariat, pasti akan dipraktikkan oleh seluruh keluarga Muslim di masa Nabi Muhammad," jelas Nur.
[Gambas:Video CNN]
上一篇: 10 Jurusan Kuliah di UM Paling Ramai Peminat, Strategi Tembus SNBP 2025
下一篇: Laporan Pertama di Dunia, Pita Suara Remaja AS Lumpuh Akibat Covid
猜你喜欢
- Jadwal Ujian SKD dan SKB CPNS Kemenag 2024 Mulai Kapan? Cek Informasinya
- Rambut Gondong Muka Kucel, Begini Tampang Penculik Anak Perempuan di Pasar Rebo
- Bandung Kembali Bergema Lewat Bank bjb Bandoeng 10K: Ribuan Pelari Hidupkan Semangat Kota
- Hasto Belum Ditahan KPK, Bungkam Usai Diperiksa Selama 3,5 Jam
- 5 Jenis Love Language, Apa Bahasa Cintamu?
- Kawal Kerja Pansus DPRD DKI, Demokrat: Kami Ingin Produk Legislasi Konkret!
- Semanggi Tak Bercahaya Lagi, Pramono Geram Lampu Dicuri
- Bank DKI Didemo Depan Balai Kota Sampai Menginap, Pramono: Itu Wajar
- 7 Ide Menu Sarapan Sehat untuk Penderita Kolesterol